Minggu, 09 Mei 2010

Catatan Harian Chein


* INTROSPEKSI *

Pembaca sekalian, marilah kita sejenak menundukkan kepala di hadapan Allah Yang Maha Agung, Maha Menatap, Maha Mendengar, dan Maha Memperhatikan kita. Dia tahu apapun yang kita lakukan. Tidak ada satupun lirikan mata yang luput dari pengetahuan Allah. Tak ada satu patah katapun yang terucap, tidak terdengar oleh Allah yang Maha Mendengar.

Saat ini kita dihargai orang lain, saat ini kita dihargai teman-teman, saat ini kita dihargai orang tua, sesungguhnya bukan karena kemuliaan yang kita miliki melainkan Allah masih menutupi aib kita. Allah masih menutupi kebusukan kita. Allah masih menutupi segala kemaksiatan yang pernah kita perbuat.

Wahai sahabat, sungguh kian hari kita kian dekat dengan saat kepulangan (kematian) kita. Kain kafan ada saatnya oleh Allah dibungkuskan kepada jasad kita. Alangkah beruntungnya jika malaikat maut datang, kita benar-benar sudah siap. Dosa sudah diampuni oleh Allah dan badan kita terbasuh air wudhu.

Alangkah indahnya jika malaikat maut menjemput dengan paras yang teramat indah, kening kita usai bersujud, lisan kita sedang lirih menyebut nama Allah dan keringat kita bersimpah berjuang dijalan Allah. Alangkah indahnya jikalau saat kematian datang, orang tua ridho kepada kita, orang-orang yang kita sakiti sudah memaafkan,tidak ada hutang piutang. Alangkah indahnya jikalau saat kematian datang, air mata kita sedang menetes, ingat dan rindu kepada Allah. Kita lepas ajal, kita penuh dengan kemulian, husnul khatimah.

Tetapi, alangkah banyaknya orang yang mati dalam keadaan sebaliknya: mati dalam keadaan dosa, mati di tempat zina, mati dikutuk dan dilaknat orangtua, mati dalam keadaan tubuhnya berselimut harta haram sebab banyak daging yang tumbuh dari makanan haram dan mati dalam keadaan terhina. Na’udzubillahi min zhaliq.

Wahai sahabat, hidup didunia hanya sebentar. Allah yang menciptakan kita memeilih kita menjadi manusia, tidak menjadi hewan atau tumbuh-tumbuhan. Alhamdulillah, diantara bermiliar manusia kita ditakdirkan menjadi Muslim, dikala orang lain kafir dan tidak mengenal Islam.

Sahabat, Allah Maha Tahu apa yang dilakukan oleh tubuh kita. Allah Maha Menyaksikan zina mata kita , zina lisan kita. Allah Maha Tahu apa yang pernah kita sentuh dengan tangan ini, tidak ada yang tersembunyi.

Allah Maha Tahu siapapun yang pernah mendekati zina. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Allah menatap segala-galanya. Allah Maha Tahu keadaan hati kita yang petantang-petenteng, sombong, merasa hebat, padahal apa yang kita sombongkan adalah titipan Allah.

Saudara-saudaraku, semua lumuran aib ini tidak ada yang tahu selain Allah Yang Maha Tahu segalanya. Tapi Allah masih menuntun kita untuk bisa dekat dengan Dia. Andai saat ini malaikat maut berada di hadapan kita, bekal yang mana yang bisa kita bawa pulang??

Bukankah kita pasti mati?? Bukankah semuanya akan diperhitungkan? Mau pulang kemana? Mau pulalg kemana saudara-saudaraku? Bukankah kita ingin pulang kepada Allah?

Kita sering meminta surga tapi amalan kita amalan ahli neraka. Kita ingin selamat tetapi perilaku kita celaka.mana yang bisa jadi bekal kita? Yang mana? Shalat kita jarang khusyuk dan itupun hanya sisa waktu. Mata kita jarang memebaca Qur’an dengan ikhlas, malah sering melihat kemaksiatan yang justru mengeraskan hati. Walaupun memebaca Qur’an itupun hanya sampai di lisan saja.

Sedekah kita juga hanya sisa uang, itupun uang yang terburuk yang kita berikan. Yang mana bekal pulang kita? Kepada orangtua kita sering durhaka. Padahal sembilan bulan kita menghisap darahnya. Berdiri sulit berbaring susah. kita terlahir bersimpah darah. Dua tahun kita hisap air susunya, Belasan tahun kita hisap keringat dan tenaganya.
Kini orangtua kita semakin renta. Betapa banyak kata-kata kita yang mengiris-ngiris hatinya. Betapa banyak sorot mata kita yang menghujam melukai perasaannya. Berapa kali kita memalingkan wajah dengan ketus kepadanya. Berapa kali kita menghardik dan mendustakannya. Padahal ‘amal yang dicintai Allah sesudah sholat adalah memuliakan orangtua. Apakah air susu akan kita balas dengan air tuba?

Saudaraku, durhaka kepada orangtua didahulukan siksanya didunia ini. Mungkin orangtua kita berlumur dosa karena ingin membahagiakan kita,agar kita bisa makan, agar kita punya sepatu, agar kita dihargai oleh teman-teman. Agar kita tidak dihina, mereka membanting tulang memeras keringat, bahkan sampai mengabaikan shalat sehingga nereka jadi dekat dengan mereka. Padahal doa anak yang saleh bisa menyelamatkannya dan menjadi cahaya bagi kuburnya. Akankah kita tega melihat orangtua kita meninggal su’ul khatimah, dikubur melolong-lolong terhimpit siksa kubur?

Ya allah, buatlah orangtua kami ridha dan mau memaafkan kami. Jadikan hatinya menjadi hati yang terhibur oleh akhlak kami, ya Allah. Ya Allah, selamtkan ibu bapak kami. Jadikan setiap tetes kleringatnya, airmatanya, darahnya, menjadi jalan kemulian didunia dan akhirat. Sayangi ibu bapak kami ya Allah. Golongkan kami menjadi anak yang tau balas budi. Lapangkan kuburnya ya Allah, ringankan hisabnya.

Kita tidak tau berapa lama lagi kita masih bisa menatap wajahnya. Andaikata ibu bapak kita terbungkus kafan, tidak ada wajah yang bisa ditatap. Tidak ada lagi tangan yang bisa kita cium. Tidak ada lagi oleh-oleh yang bisa kita bawakan. Tidak ada lagi suaranya yang bisa kita dengar. Tidak ada lagi sapaannya yang bisa kita tunggu. Tidak ada lagi doanya buat kita.

Andaikata ibu bapak kita sudah terbujur kaku, kita tidak bisa lagi bercengkerama. Andaikata ibu bapak kita sudah berada di liang lahat dan tanah sudah menimnbun jasadnya maka tidak akan pernah lagi kita melihatnya di rumah. Sahabat, jangan sia-siakan ibu bapak kita selagi masih ada. Sampai kapankah kita akan melukai hatinya? Seburuk apapun wajahnnya tapi darah dagingnya melekat pada tubuh kita. Kita harus meminta kepada Allah agar orangtua kita selamat.

Rabb, karuniakan kepada kami hati yang tidak pernah merasakan kesepian karena merasakan kehadiran-Mu. Jadikan hati ini menjadi hati yang selalu tenang karena yakin akan pertolongan-Mu. Hati yang aman karena yakin akan perlindungan-Mu. Karuniakan kepada kami hati yang penuh cinta, ya Allah, cinta kepada-Mu, ya Allah. Golongkan hati ini menjadi hati yang selalu rindu, rindu ingin berjumpa dengan-Mu.

Ya Allah, berikan kesempatan kepada kami untuk memberikan yang terbaik dari hidup kami. Berikan keasempatan kepada kami untuk memperbaiki segalanya. Berikan keteguhan kepada kami menghadapi godaan-godaan, ya Allah. Berikan kesabaran ketika menghadapi ujian. Berikan kesungguhan kepada kami untuk mengendalikan nafsu kami, ya Allah, syahwat amarah kami dan berikan kepada kami kesungguhan untuk istiqamah, ya Allah.

Ya Allah, pilihlah kami menjadi kekasih-kekasih-Mu, menjadi pejuang, menjadi orang yang Engkau angkat derajatnya di dunia dan di akhirat. Amin yaa rabbal ‘aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar Anda Ya!